Pengaruh Ekstrak Meniran (Phyllanthus niruri) dan Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus pada Luka Diabetes Melitus secara in vitro
DOI:
https://doi.org/10.31001/cihams.v1i.16Keywords:
ekstrak tanaman meniran, ekstrak daun ciplukan, Staphylococcus aureus, diabetes melitusAbstract
Tanaman meniran (Phyllanthus niruri) dan Ciplukan (Physalis angulata L.) dapat digunakan sebagai obat tradisional seperti antihiperglikemia, anti radang, batuk dan antibakteri. Kandungan senyawa aktif pada daun Ciplukan adalah flavonoid, tanin, fenolik dan meniran terdapat saponin dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak daun ciplukan dan meniran terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka penderita diabetes melitus secara invitro. Sampel meniran dan daun ciplukan diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan dibuat sebanyak 5 perlakuan yaitu konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Metode pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi paper disk Analisis data yang digunakan adalah Oneway ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman meniran berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 20% , 40%, 60%, 80% dan 100% adalah 22 mm, 23,67 mm , 24,67 mm, 25,67 mm dan 26,67. Sedangkan ekstrak daun ciplukan berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 60%, 80% dan 100% adalah 8,7 mm, 15,7 mm dan 20,3 mm. Hasil uji Oneway ANOVA menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ekstrak meniran dan daun ciplukan pada bakteri Staphylococcus aureus. Penghambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetes mellitus dengan kategori sangat kuat pada ekstrak daun ciplukan hanya pada konsentrasi 100% sedangkan daun meniran dimulai pada konsentrasi 20%.
