Gambaran Klinis dan Faktor Risiko Penderita Kanker Nasofaring
DOI:
https://doi.org/10.31001/cihams.v1i.28Keywords:
faktor risiko, kanker nasofaringAbstract
Di daerah kepala dan leher kanker nasofaring menduduki tempat pertama. Etiologi kanker nasofaring bersifat multifaktorial termasuk infeksi virus epstein barr (EBV), lingkungan seperti paparan karsinogen (formaldehida), debu kayu dan asap kayu bakar, merokok, dan makanan (mengonsumsi ikan asin yang mengandung nitrosamin, daging asin, sayur asin, dan daging asap). Faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi juga sangat mempengaruhi kemungkinan timbulnya kanker nasofaring. Gejala dan tanda yang sering muncul pada kanker nasofaring antara lain benjolan di leher, obstruksi hidung, epistaksis dan diplopia. Tujuan dari literature riview untuk meriview gejala klinis dan faktor apa saja yang menyebabkan kanker nasofaring. Metode pemilihan literature berkaitan dengan tujuan penelitian, kemudian diseleksi secara berurutan mulai dari judul literature, abstrak, kata kunci, dan keseluruhan teks. Sumber jurnal diperoleh dari jurnal nasional maupun jurnal internasional dengan kriteria inklusi yaitu jurnal terbitan 10 tahun terakhir. Gambaran penderita kanker nasofaring paling banyak terjadi pada laki-laki dan rata-rata meningkat pada usia 40-65 tahun dengan faktor risiko yang dapat mengembangkan kanker nasofaring antara lain faktor risiko makanan (Ikan asin, sayuran asin, daging asin dan daging asap), faktor risiko lingkungan (paparan karsinogen (formaldehida), debu kayu, alkohol dan merokok. Gejala klinis yang paling sering ditemui adalah benjolan dileher, hidung tersumbat, dan mimisan. Distribusi gambaran histopatologi terbanyak pada kanker nasofaring tipe III kemudian diikuti tipe II dan terendah tipe I dan stadium yang paling banyak ditemui stadium III dan IV.