Perbedaan Kadar Kreatinin, Ureum dan Kalium pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Sebelum dan Sesudah Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
DOI:
https://doi.org/10.31001/cihams.v2i.73Keywords:
chronic kidney disease; hemodialysis; creatinine; urea; potassiumAbstract
Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia yang dibuktikan dengan peningkatan angka morbiditas, mortalitas, serta peningkatan tindakan hemodialisis setiap tahunnya. Peningkatan kadar kreatinin, ureum dan kalium dalam darah mengindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal. Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal dengan membuang zat-zat dengan kadar berlebih seperti kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Bahan penelitian berupa data sekunder dengan total subjek sebanyak 36 sampel pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Agustus 2022 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji statistik Paired Sample T Test dan uji Wilcoxon dengan p<0,05. Hasil uji Wilcoxon kadar kreatinin pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil dan p = 0,000 (p <0,05) sedangkan hasil uji statistik Paired Sample T Test kadar ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis didapatkan hasil masing-masing p = 0,000 dan p = 0,000 (p <0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sebelum dan sesudah hemodialisis, yaitu terjadi penurunan kadar kreatinin, ureum dan kalium pada pasien GGK sesudah dilakukan terapi hemodialisis.
Kata Kunci: gagal ginjal kronis; hemodialisis; kreatinin; ureum; kalium
